Selasa, 10 Maret 2015

KISAH TANGIS HARU NABI MUHAMMAD SAW

Setelah perjanjian hudaibiyyah,nabi saw mengirimkan sejumlah delegasi dakwah ke berbagai penguasa di berbagai wilayah,dan salah satunya ke emir bashra(yang kala itu masuk wilayah kekuasaan imperium romawi yang dipimpin oleh heraklius)dengan misi mengajaknya masuk islam dan menyerukannya untuk keluar dari kegelapan dirinya menuju cahaya islam yang akan membuatnya hidup mulia dan sejahtra.menanggapi ajakan tersebuut,sang gubernur berang seperti orang kesetanan,dan langsung membunuh utusan rasulullah saw tersebut.pembunuhan utusan ini tidak diterima oleh kaum muslimin.nabi saw pun segera mengerahkan pasukan besar berkekuatan 3000 prajurit untuk menghukum penguasa romawi di bashra tersebut beserta orang-orang yang dibelkangnya.tongkat kepemimpinan pasukan ini beliau percayakan kepada zaid bin haritsah dengan mengatakan,"jika zaid gugur,maka ja'far bin abu thalib memegang pimpinan,dan jika ja'far gugur,maka abdullah bin rawwahah yang memegng pimpinan"(hr.bukhari)

berita keberangkatan pasukan muslim rupanya sudah didengar oleh pasukan romawi di syam yang segera melakukan berbagai persiapan maksimal.mereka sangat gentar terhadap pasukan berani mati kaum muslimin yang lebih memilih mati syahid daripada hidup.merekapun mengerahkan 100.000 pasukan romawi,ditambah 1.000 prajurit dari kalangan kristen arab.
mengetahui jumlah pasukan yang sedemikian besar dibanding dengan jumlah mereka,pasukan muslimin meggelar rapat darurat untuk membicarakan apa yang harus dan mereka lakukan menghadapi pasukan besar ini.salah seorang dari mereka mengusulkan:"kita tulis surat kepada rasulullah dengan memberitahukan jumlah pasukan musuh,lalu kita tunggu dulu apakah beliau akan mengirimkan bantuan,ataukah kita mendapat perintah lain dan kita maju terus" saran ini hampir saja diterima oleh suara terbanyak jika abdullah bin rawwahah yang dikenal sebagai kesatria sekaligus penyair tidak tampil membakar semangat mereka dan berkata "saudara-saudara,apa yang tidak kita sukai,justru yang kita cari sekarang ini,yaitu mati syahid.kita memerangi musuh itu bukan karena perlengkapan,bukan karena kekuatan,juga bukan karena jumlah orang yang besar.tetapi kita memerangi mereka hanyalah karena agama,yang dengan itu allah telah memuliakan kita.oleh karena itu marilah kita maju.bagaimanapun,kita akan memperoleh satu dari dua pahala ini;menang atau mati syahid."
aroma surga tampaknya sudah mengendus ke hidung ibnu rawwahaa dan seolah-olah ia telah melihat tempat tinggalnya disurga,sehingga ia pun dengan gagah berani dan penuh heroik membakar semangat rekan-rekannya.heroisme dari penyair pemberani ini segera menular kepada anggota lainnya dan merka berkata:"benar apa yang dikatakn ibnu rawwahah!"merkapun tdk memikrkan apa`` lagi kecuali hadapi musuh dan mati syahid.
salah satu puisi heroik ibnu rawwahah yang membakar semagat juang dan kerinduan akan mati syahid adalah:
namun aku hanya memohon ampunan pada sang pengasih
dan sabetan pedang yang memuncratkan darah
atau tusukan kavaleri haran yang dilenkapi tombak
yang menembus usus dan hati
hingga saat mereka lewati kuburku dikatakanlah
wahai...allah membimbing orang yang berperang
dan dia telah terbimbing dalam perang
.
puisi lain yang tak kalah heroiknya : o diriku,bersumpah
aku akn turun,engkau akan turun
atau masih terpaksa juga
jika orang sudah berperang dan genderang sudah berkumandang
kenapa kulihat kau masih membenci surga?

pertempuran besarpun tak terelakan.3000 berani mati trun banjir bandang menerjang pasukan romawi dan membuat kocar kacir mrka sehingga merka lihat kematian serasa dekat menghampiri mrka.merekapun menyerang pasukan islam tombak dan panah merka lesatkan ke arah pasukan islam.nakun zaid bin haritsah sang panglima perang tak gentar terus maju menyongsong musuh.ia ankat bendera islam tinggi-tinggi sebagai tanda kemarahan pada musuh,merkapun menghujani dengan panah n tombak yg kemudian menghantarkannya menghadap tuhannya dengan segala keidhaan.

ja'far bin abu thalib semakin terpacu untuk menyusul saudaranya yang telah lebih dulu syahid.ia serang membawa bendera islam dari tngan zaid.ia songsong musuh tanpa meninggalkan seorangpun diantara mereka kecuali ia tunjukan kepadanya penghuni surga bertarung. ia obrak-abrik musuh dan bersenandung:
o,surga alngkah dekatnya
alangkah nikmatn dan dan dingin minumannya
dan romawi telah dekat siksanya
yang kafir dan jauh nasabnya
yang jika kutemui,pasti kutebas dirinya


ja'farpun gugur dengan tusukan pedang ketubuhnya yang kemudian tubuhnya terbelah dua.
panji islam yng luhur langsung diambil alih oleh salah satu singa allah abdullah bin rawwahah,ia serang musuh2nya dan berikan pelajaran pahit hingga mereka tak percaya kalau yg mereka hadapi benar2 manusia,akan tetapi mereka adalah malaikat yg berperang dngan busana manusia .romawi tidk hbis pikr mengapa mereka bersemangat menginginkan mati sebagaimana semangat pasukan romawi yg inginkan khdpan?andai paskan romawi tau apa yg didapat pasukan islam kala mereka mati di jalan allah,pasti merekapun menginginkan kematian walau 1000x mati di jalan allah. abdullahpun gugur dalm pertempuran.

panji kepepimpinanpun kini dipegang khalid bin walid ia menyusun strategi sehingga kelihatan pasukan islam dikrim bala bantuan oleh nabi yng begitu banyak.ketika pasukan romawi melihat hal tersebut tekad merekapun mengendur.merka tahu bahwa peperngn akan semakin dahsyat,sebab 3000 orng pertmapun suda menghancuurkan pasukan mereka.pasukan romawipun akhirnya mundur.khalid bin walid tdk mengejar dan mencukpkan diri dengn hasil itu dan kembali ke madinah.

sebelum pasukan datang rasulullah telah mengumumkan kematian zaid,ja'far dan abdullah kpada orang2.seperti yg dilansir bukhari :"rasulullah telah mengumumkan kematian zaid,ja'far dan abdullah sebelum berita tersebut datang pada mereka.dengan air mata yang berkaca-kaca beliau bercerita,"zaid ziad memegang bendera lalu ia gugr,selanjutnya dipegang ja'far dan iapun gugur,lalu dipegang ibnu rawwahah iapun ikut gugur.selanjutnya,bendera dipegang oleh salah satu pedang allah membukakan kemenangan bagi mereka(hr bukhari,4/413)".

namun saat mengetahui keterngan pasukan yang kembali,nabipun tak dapat menahan kepedihan hatinyya,air mataberlinang dan tumpah untuk mereka,inilah air mata seorang kawan yang kehilangan sahabatnya.

nabipun mendatangi istri ja'far dirumahnya yang sedang membuat adonan roti.anak2nya sudah dimandikan untuk menyambut kedatangan ayahnya.
"bawa kemari ank ja'far itu":kata nabi.
nabipun menciumi anak itu dengan air mata yang berlinang .
"rasulullah".kata asma isti ja'far(gelisah):ia sudah merasa apa yang terjadi."demi ayah bundaku !kenapa anda menagis wahai rasulullah?!adakah yg menimpa ja'far dan kawan2nya?"
"ya"jawabnya."hari ini mereka tewas" dengan berkata begitu air matanya makin berdrai.asma juga menangis sehingga banyak wanita yg berkumpul.
sesampai dirumh,nabi berkata kepada keluarganya"jangan lupakan keluarga ja'farbuatkan mereka makanan,mereka sedang dalm kesusahan".
dilihatnya putri zaid datang ia belai bahunya sambil menangis.
begitulahkesedihan nabi kala itu. dan demikianlah berakhir kisah ini karna jari saya sudah lelah mengetiknya:) semoga ada manfaat yang bisa kita ambil dari kisah diatas.dan terima kasih sudah meluangkan waktu membaca di blog ini,dan baca juga artikel terkait tentang kisah nabi muhammad silahkan kunjungi beranda saya/mengrimkan komentar anda bila ada kekurangan dan kesalahan dalam penulisan saya, semga anda mendapat pahala dari alla swt. :D






sumber

http://septian8cahyadi.blogspot.com/2013/12/kisah-tangis-haru-nabi-muhammad-saw.html

Kisah Rasulullah dan Seorang Badui

PADA suatu masa, ketika Nabi Muhammad SAW sedang tawaf di Kaabah, baginda mendengar seseorang di hadapannya bertawaf sambil berzikir: “Ya Karim! Ya Karim!”
Rasulullah SAW meniru zikirnya “Ya Karim! Ya Karim!”
Orang itu berhenti di satu sudut Kaabah dan menyebutnya lagi “Ya Karim! Ya Karim!” Rasulullah yang berada di belakangnya menyebutnya lagi “Ya Karim! Ya Karim!”
Orang itu berasa dirinya di perolok-olokkan, lalu menoleh ke belakang dan dilihatnya seorang lelaki yang sangat tampan dan gagah yang belum pernah di lihatnya.
Orang itu berkata, “Wahai orang tampan, apakah engkau sengaja mengejek-ngejekku, karena aku ini orang badui? Kalaulah bukan karena ketampanan dan kegagahanmu akan kulaporkan kepada kekasihku, Muhammad Rasulullah.”
Mendengar kata-kata orang badwi itu, Rasulullah SAW tersenyum lalu berkata: “Tidakkah engkau mengenali Nabimu, wahai orang Arab?”
“Belum,” jawab orang itu.
“Jadi bagaimana kamu beriman kepadanya?” tanya Rasulullah SAW.
“Saya percaya dengan mantap atas kenabiannya, sekalipun saya belum pernah melihatnya, dan membenarkan perutusannya walaupun saya belum pernah bertemu dengannya,” jawab orang Arab badwi itu.
Rasulullah SAW pun berkata kepadanya: “Wahai orang Arab, ketahuilah aku inilah Nabimu di dunia dan penolongmu nanti di akhirat.”
Melihat Nabi di hadapannya, dia tercengang, seperti tidak percaya kepada dirinya lalu berkata, “Tuan ini Nabi Muhammad?” “Ya,” jawab Nabi SAW.
Dengan segera orang itu tunduk dan mencium kedua-dua kaki Rasulullah SAW.
Melihat hal itu Rasulullah SAW menarik tubuh orang Arab badwi itu seraya berkata, “Wahai orang Arab, janganlah berbuat seperti itu. Perbuatan seperti itu biasanya dilakukan oleh seorang hamba sahaya kepada tuannya. Ketahuilah, Allah mengutus aku bukan untuk menjadi seorang yang takabur, yang minta dihormati atau diagungkan, tetapi demi membawa berita gembira bagi orang yang beriman dan membawa berita menakutkan bagi yang mengingkarinya.”
Ketika itulah turun Malaikat Jibril untuk membawa berita dari langit, dia berkata, “Ya Muhammad, Tuhan As-Salam menyampaikan salam kepadamu dan berfirman: “Katakan kepada orang Arab itu, agar tidak terpesona dengan belas kasih Allah. Ketahuilah bahwa Allah akan menghisabnya di Hari Mahsyar nanti, akan menimbang semua amalannya, baik yang kecil mahupun yang besar.”
Setelah menyampaikan berita itu, Jibril kemudian pergi. Orang Arab itu pula berkata, “Demi keagungan serta kemuliaan Tuhan, jika Tuhan akan membuat perhitungan atas amalan hamba, maka hamba pun akan membuat perhitungan denganNya.”
Orang Arab badwi berkata lagi, “Jika Tuhan akan memperhitungkan dosa-dosa hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa kebesaran magfirahNya. Jika Dia memperhitungkan kemaksiatan hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa luasnya pengampunanNya. Jika Dia memperhitungkan kebakhilan hamba, maka hamba akan memperhitungkan pula betapa dermawanNya.”
Mendengar ucapan orang Arab badwi itu, maka Rasulullah SAW pun menangis mengingatkan betapa benarnya kata-kata orang Arab badwi itu sehingga air mata meleleh membasahi janggutnya.
Lantaran itu Malaikat Jibril turun lagi seraya berkata, “Ya Muhammad, Tuhan As-Salam menyampaikan salam kepadamu dan berfirman: “Berhentilah engkau daripada menangis, sesungguhnya karena tangisanmu, penjaga Arasy lupa bacaan tasbih dan tahmidnya, sehingga ia bergoncang. Sekarang katakan kepada temanmu itu, bahwa Allah tidak akan menghisab dirinya, juga tidak akan menghitung kemaksiatannya. Allah sudah mengampunkan semua kesalahannya dan akan menjadi temanmu di syurga nanti.”
Betapa sukanya orang Arab badwi itu, apabila mendengar berita itu dan menangis karena tidak berdaya menahan rasa terharu.

Kisah Mengharukan Nabi Muhammad

Mengharukan ‘Kisah Nabi Muhammad S.A.W Menjelang Wafat’

Pagi itu, Rasulullah dengan suara terbata memberikan petuah, “Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya. Kuwariskan dua hal pada kalian, sunnah dan Al Qur’an. Barang siapa mencintai sunnahku, berati mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan bersama-sama masuk surga bersama aku.”
Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah yang teduh menatap sahabatnya satu persatu. Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar dadanya naik turun menahan napas dan tangisnya. Ustman menghela napas panjang dan Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam. Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba. “Rasulullah akan meninggalkan kita semua,” desah hati semua sahabat kala nitu. Manusia tercinta itu, hampir usai menunaikan tugasnya di dunia. Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan sigap menangkap Rasulullah yang limbung saat turun dari mimbar.
Saat itu, seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik-detik berlalu, kalau bisa. Matahari kian tinggi, tapi pintu Rasulullah masih tertutup. Sedang di dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya. Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. “Bolehkah saya masuk?” tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, “Maafkanlah, ayahku sedang demam,” kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.
Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, “Siapakah itu wahai anakku?”.”Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,”tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang. “Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut,” kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut bersama menyertainya. Kemudian dipanggillah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini. ” Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?” Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah. “Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti rohmu. Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu,” kata Jibril. Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan. “Engkau tidak senang mendengar khabar ini?” Tanya Jibril lagi. “Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?” “Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya,” kata Jibril. Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang.”Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini.” Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka. “Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?” Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu. “Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal,” kata Jibril. Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan lagi. “Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku. “Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi.
Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali mendekatkan telinganya.”Uushiikum bis-shalaati, wamaa malakat aimaanukum – peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu.” Di luar, pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. “Ummatii, ummatii, ummatiii!” – “Umatku, umatku, umatku” Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. Kini, mampukah kita mencintai sepertinya? Allaahumma sholli ‘alaa Muhammad wa’alaihi wasahbihi wasallim. Betapa cintanya Rasulullah kepada kita. Usah gelisah apabila dibenci manusia kerana masih banyak yang menyayangimu di dunia, tapi gelisahlah apabila dibenci Allah kerana tiada lagi yang mengasihmu di akhirat kelak.


saya ambil dari https://feri26.wordpress.com/kisah/kisah-nabi-muhammad-s-a-w-menjelang-ajal/

Rindu Muhammad

Kisah Haru Nabi Muhammad Saw

Akhlak Nabi Muhammad ﷺ yang membuat hati kita tertegun.
Sudah menjadi suatu kebiasaan bagi Nabi ﷺ,bila sedang duduk bersama para sahabat,lalu datang seseorang yang membawa hadiah,maka Beliau akan membagi kepada yang hadir.Sahabat yang biasa duduk juga sudah hafal dengan kebiasaan ini.
Suatu hari,datang seorang nenek yang memberinya hadiah buah limau,sejenis jeruk.Dari penampilannya jelas terlihat,bahwa ia dari kalangan yang tidak mampu.Nabi ﷺ menyambut gembira,berterimakasih,dan langsung menyantap beberapa buah tanpa membagi kepada yang hadir.Si nenek miskin ikut duduk di majelis,ia sangat gembira menyaksikan orang yang dicintainya melahap buah limau hadiahnya.Sementara para sahabat heran,mengapa Beliau tak membagi hadiah seperti yang biasa dilakukan?
Setelah si nenek pergi dan sahabat menanyakan mengenai kejanggalan ini,Beliau ﷺ menjelaskan,"Limau pemberian ibu tadi rasanya masam.Aku tak ingin membuatnya sedih,maka kumakan beberapa buah.Dan aku tak memberikanya kepada kalian,karena aku khawatir kalian akan mengejek hingga membuat malu atau menyesal."
Subhanallah, . .
  SHOLLU'ALANNABIMUHAMMAD

www.syekhermania.or.id
Dikuti dari buku "Sejarah yang terpendam,Kisah nabi ﷺ yang jarang diketahui"

Senin, 23 Februari 2015

Kisah Rindu Nabi Muhammad

"KISAH HARU SEORANG SHOLIHIN YG SELALU RINDU KEPADA RASULULLAH SAW"

 Diriwayatkan dalam sebuah riwayat yang tsiqah tersebutlah seorang shalih yang selalu merasakan rindu kepada Rasulullah ﷺ . Ia takkan pernah melelapkan mata memasuki tidurnya, kecuali setelah air matanya mengalir karena ingin berjumpa dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Ia pun menjadi sering melihat Rasulullah ﷺ di dalam mimpinya. Pada salah satu mimpinya ia seakan sudah berada di padang mahsyar. Disana ia melihat banyak kumpulan manusia yang memenuhi padang mahsyar. Manusia itu saling tindih satu sama lain, yang masing- masing ada yang berubah wajahnya, ada yang berbau busuk dan lain sebagainya. Manusia-manusia itu dalam keadaan yang sangat bingung. Tiba-tiba melintaslah barisan para malaikat dan lewatlah rombongan sayyidina Muhammad ﷺ bersama para nabi, syuhada, para wali, para shalihin, shiddiqin dan golongan mulia lainnya. Namun orang tadi hanya bisa melihat saja dari kejauhan, ia sama sekali tak bisa mendekat kepada Rasulullah ﷺ karena desakan para malaikat yang membatasi orang- orang yang mendekat.

  Saat barisan para malaikat itu melintas maka lewatlah sosok yang paling mulia dan ditunggu- tunggu, yaitu Nabi Muhammad ﷺ . Orang itu sangat gembira, namun ia tidak bisa mendekat apalagi berbicara kepada Rasulullah ﷺ . Ia pun pasrah saja melihat dari kejauhan. Lalu di dalam mimpi itu dia berkata kepada orang yang berada di sebelahnya : "Hai saudaraku, jika kelak engkau bisa bertemu dengan Rasulullah ﷺ sampaikan salamku bahwa aku rindu kepadanya, dahulu disaat aku masih di dunia aku selalu merindukannya. Namun jika nanti aku masuk kedalam neraka (setelah dihisab) tolong sampaikan kepadanya ﷺ bahwa aku telah berada di tempat yang layak bagiku sebagai seorang pendosa (yaitu neraka)”.
Baru saja ia selesai berkata demikian, tiba-tiba barisan yang melintas tadi berhenti, karena Rasulullah ﷺ berhenti. Lalu Rasulullah ﷺ memandangi kepada orang itu, seraya berkata : "Wahai Fulan, aku tidak pernah melupakan orang yang merindukanku".
Betapa terkejutnya orang tadi bercampur gembira yang tidak terhingga, lalu ia pun membuka kedua tangannya kemudian berlari memeluk nabi Muhammad ﷺ serta menciuminya".
Subhanallah indah dan begitu mengharukan, yuk sahabat kita perbanyak shalawat kepada Nabi Muhammad ﷺ, semoga kelak kita bisa bertemu dan bersama dengannya ﷺ.
Yaa Rasulalloh Yaa Habiiballah,Engkau penyejuk rindu ini , . .
SHOLLU'ALANNABI MUHAMMAD !!